Skip to main content

Firstasia's NewsLetter

Site: FirstClass LMS
Course: FirstClass LMS
Book: Firstasia's NewsLetter
Printed by:
Date: Thursday, 16 May 2024, 8:42 AM

1. Make The Most of Your Meetings

Pandemi yang sudah kita rasakan sejak awal 2020 telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan, termasuk karyawan yang sudah semakin banyak harus work from home sejalan dengan adanya aturan pemerintah Indonesia terkait PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar). Karena itu tidak bisa dipungkiri, setiap orang di’paksa’ untuk siap memasuki era digitalisasi. Era digital sendiri adalah suatu periode waktu dimana seluruh aspek kehidupan sudah dibantu dengan teknologi digital. Seluruh peradaban manusia menyadari kepentingan dan kegunaan dari teknologi, terutama gadget masing-masing tetapi yang terutama tetaplah koneksi internet dan kekuatan sinyal. Adanya internet membantu manusia untuk dapat meningkatkan pengetahuan mereka, berkomunikasi dengan yang lain, mencari kesenangan, dan melakukan proses jual-beli. 

Untuk perusahaan, pandemi tidak menandakan berhentinya fungsi operasional, maka perusahaan dan management perlu mencari alternatif yang utamanya adalah untuk karyawan bekerja dari rumah disertai dengan rapat rutin untuk mengendalikan proses bekerja para karyawan. Hanya saja, sisi negatifnya adalah para karyawan tidak dapat berkomunikasi dengan efektivitas dan efisiensi yang sama dengan pada saat bertatap muka satu sama lain dikarenakan beberapa faktor, misalnya sinyal yang kurang stabil atau interaksi yang menjadi sangat terbatas, bahkan ada yang menemukan menjadi sulit untuk berdiskusi 2 arah. 

Interaksi Virtual Juga Bisa Efektif

Menggunakan media virtual meeting ternyata juga memiliki banyak keuntungan, terutama penghematan biaya, baik untuk membeli kertas, mencetak dokumen, dan transportasi untuk pulang pergi kantor seperti saat work from office. Penggunaan virtual meeting tidak memiliki perbedaan jauh dengan tatap muka, mengapa? Virtual meeting dilakukan dengan waktu yang sebenarnya, partisipan dalam meeting juga dapat berinteraksi satu dengan lainnya, dan partisipan tetap bisa berbagi informasi digital menggunakan fitur chat room.


Bila Anda khawatir bahwa meeting kurang efektif bila dilakukan secara virtual, Anda bisa melakukan hal berikut :

  1. Mengirimkan informasi untuk meeting/training sebelum dimulai kepada para partisipan melalui media lain (baik email, grup, atau media lain).
  2. Menunjuk satu orang untuk menjadi mediator.
  3. Menentukan aturan dan alur waktu ketika meeting/training berlangsung.
  4. Menyediakan sesi bebas bergantian untuk saling berbagi opini.
  5. Optimalkan penggunaan ‘room’ terpisah jika dibutuhkan untuk melakukan diskusi kelompok. 

Sejatinya, digitalisasi memang ada untuk mempermudah kehidupan manusia. Jika Anda merasakan situasi semakin sulit dengan adanya digitalisasi, mungkin Anda tidak melakukannya dengan benar. 


By: Peony Felisha Chang - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article

2. Coping with Stress

Pandemi COVID-19 telah membawa pengaruh besar untuk kehidupan manusia di seluruh bumi. Sebagian besar masyarakat telah menghadapi halangan yang bisa mengakibatkan stress dan perasaan yang kuat, baik bagi orang dewasa maupun anak kecil. Dikarenakan adanya COVID-19, tindakan social distancing adalah hal yang harus dilakukan, namun hal tersebut mengakibatkan rasa kesepian yang meningkatkan rasa stress dan anxiety yang mempengaruhi Kesehatan mental dari individu. Tingkat stress setiap orang berbeda-beda tergantung dari kepribadian dan respon individu terhadap situasi. Stress dapat mengakibatkan rasa takut, sedih, cemas dan frustasi. Selain itu stress juga mempengaruhi perubahan dalam selera makan, tenaga, kebutuhan, ketertarikan, konsentrasi, dan kualitas tidur. Untuk kondisi yang buruk, individu bisa mengalami depresi, darah tinggi, asma kambuh dan kondisi medis lainnya. 


Dalam 2021, akan terjadi fenomena dimana para konsumen akan mendapatkan kembali rasa percaya diri mereka, dimana akan terjadi ‘revenge shopping’ setelah COVID-19 mereda. Perusahaan yang akan terpengaruhi oleh fenomena tersebut tidak hanya perusahaan yang dapat menyebut pembelinya sebagai konsumen, bisnis di seluruh sektor akan terpengaruh oleh fenomena tersebut. Melonjaknya jumlah konsumen akan mengakibatkan meningkatnya beban kerja dari para karyawan, baik di back office, maupun frontline. Meningkatnya jumlah dan beban kerja karyawan tentu akan mengakibatkan tekanan dan stress. Stress yang meningkat akan mempengaruhi kondisi fisik dan mental dari manusia, karyawan pun tidak terlepas dari situasi tersebut. Tentunya situasi tersebut tidak boleh dibiarkan berlanjut, bila memungkinkan diatasi secepatnya. Maka, untuk kalian yang mengalami stress, ada beberapa cara yang dapat diikuti untuk mengatasi stress yang kalian alami. 

Langkah pertama adalah untuk berhenti menerima informasi, caranya adalah dengan menjauh dari teknologi terlebih dahulu. Menjadi orang yang paling update adalah hal yang bagus, tetapi untuk menerima informasi secara terus-menerus bisa membuat Anda lebih stress lagi. Pertimbangkan untuk menerima dan mencari informasi hanya untuk beberapa kali dalam sehari. Langkah kedua adalah untuk menjaga tubuh diri sendiri. Anda bisa melakukan latihan pernafasan, perengangan badan, meditasi, makan seimbang, olahraga, mendapatkan tidur yang cukup, menjauhi rokok/alcohol, dan metode lain yang Anda rasa bisa membantu menjaga kondisi tubuh. Selain itu Anda bisa melakukan aktivitas untuk relaksasi yang Anda senangi. 

Bagaimana bila sampai saat itu Anda masih merasa belum dapat mengatasi rasa stress Anda sendiri? Mungkin pada saat itu, Anda sudah membutuhkan keberadaan dari orang lain, baik Anda perlu membantu atau dibantu oleh orang lain. Anda dapat mencari teman atau anggota keluarga untuk berbicang-bincang melalui telepon atau video call untuk membantu Anda supaya tidak merasa terlalu kesepian atau terputus dari dunia. Selain daripada itu, Anda juga bisa meminta bantuan dari tenaga professional untuk mengatasi masalah stress Anda. Anda dapat mencari kenalan yang berprofesi sebagai counsellor dimana Anda bisa menceritakan masalah Anda, baik masalah dalam bekerja atau masalah dalam kehidupan secara umum. Tenang saja, rahasia Anda dijaga oleh counsellor yang bertanggung jawab atas informasi Anda.

Secara teknologi sudah berkembang dan dikarenakan adanya COVID-19, sesi counselling tentu dapat dilakukan secara online dengan menggunakan virtual meeting. Disini kami dari FirstAsia Consultants bisa membantu Anda dengan program EAP (Employee Assistance Program) untuk menjadi tempat dimana karyawan bisa membagikan keluh kesah dan stress yang mereka alami. 

FirstAsia Consultants sendiri sudah mengaplikasikan metode digital untuk berbagai servis yang kami tawarkan, dimulai dari training, webinar, counselling, recruitment, assessment, dan lain sebagainya yang dapat Anda lihat di Website kami. Bila Anda butuh bantuan, silahkan hubungi kami dari FirstAsia Consultants.


By: Peony Felisha - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article

3. Kepentingan Kesehatan Mental dalam Masa WFH (Work from Home)

Pandemi COVID-19 telah membawa pengaruh besar untuk kehidupan manusia di seluruh bumi. Sebagian besar masyarakat telah menghadapi halangan yang bisa mengakibatkan stress dan perasaan yang kuat, baik bagi orang dewasa maupun anak kecil. Dikarenakan adanya COVID-19, tindakan social distancing adalah hal yang harus dilakukan, namun hal tersebut mengakibatkan rasa kesepian yang meningkatkan rasa stress dan anxiety yang mempengaruhi Kesehatan mental dari individu. 

Tidak hanya stress, ada juga hal yang disebut dengan digital fatigue, atau bila diterjemahkan dapat disebut kelelahan digital. Hal ini merupakan kondisi kelelahan mental dan fisik yang disebabkan oleh pemakaian media digital secara berulang dan terus menerus. Digital fatigue ini bisa disebabkan oleh interaksi virtual dan digital, blue light dari alat-alat digital, dan posisi ketika duduk sembari melaksanakan hal yang berhubungan dengan alat-alat digital.

Secara umum, stress diakibatkan karena adanya rasa takut, ketidakpastian, perilaku, persepsi, ekspektasi, dan adanya perubahan. Tingkat stress setiap orang berbeda-beda tergantung dari kepribadian dan respon individu terhadap situasi. Stress dapat mengakibatkan perasaan negatif dalam diri tiap orang, mempengaruhi orang secara fisik serta mental. 

Mental health: Can you tell if someone is struggling? - BBC News

Karyawan pun tidak luput dari kondisi tersebut. Namun, situasi tersebut tidak boleh dibiarkan berlanjut dan perlu diatasi secepatnya. Berikut ada beberapa cara untuk mengatasi stress secara pribadi :

  1. Menjauh dari teknologi untuk sementara.
  2. Berhenti lah menerima informasi, karena hal tersebut dapat meningkatkan stress akibat jumlah informasi yang Anda terima.
  3. Menjaga kesehatan tubuh.
  4. Anda dapat melakukan latihan peregangan, meditasi, menjaga pola makan, olahraga, tidur yang cukup, menjauhi rokok/alkohol dan metode lain.
  5. Melakukan aktivitas untuk relaksasi atau yang Anda senangi.

Bagaimana bila belum teratasi setelah mencoba beberapa cara diatas? Bisa saja Anda lebih membutuhkan keberadaan orang lain, baik untuk berbicara, membantu atau dibantu. Orang lain dapat berupa siapa saja. Keluarga, teman, ataupun pasangan untuk berbincang dan menemani Anda melalui kesepian.

Selain itu, Anda juga bisa meminta bantuan dari tenaga professional untuk mengatasi masalah stress Anda. Anda dapat mencari kenalan yang berprofesi sebagai counsellor dimana Anda bisa menceritakan masalah Anda, baik masalah dalam bekerja atau masalah dalam kehidupan secara umum. Tenang saja, rahasia Anda dijaga oleh counsellor yang bertanggung jawab atas informasi Anda.

Kami dari Firstasia Consultants menyediakan solusi untuk Anda, yang berupa program EAP (Employee Assistance Program). EAP bisa menjadi tempat dimana individu sebagai diri mereka sendiri, bukan dilihat sebagai karyawan perusahaan tertentu, dapat membagikan keluh kesah dan stress yang mereka alami. Tentu saja, EAP yang dilaksanakan oleh individu didampingi oleh psikolog atau konselor dari Firstasia yang berpengalaman dalam berbagai bidang. Anda dapat menceritakan keluh kesah Anda dalam lingkungan kerja, dalam kehidupan pribadi, ketika Anda ingin mendapatkan saran, bahkan tidak masalah bila Anda hanya butuh teman untuk berbincang!

Secara teknologi sudah berkembang dan dikarenakan adanya COVID-19, sesi counselling tentu dapat dilakukan secara online dengan menggunakan virtual meeting. Bila Anda khawatir akan keluar dari zona nyaman Anda dan pergi ke tempat yang Anda tidak ketahui, tidak perlu cemas karena Firstasia Consultants sendiri sudah mengaplikasikan metode digital untuk berbagai jasa yang kami tawarkan, dimulai dari training, webinar, counselling (EAP), recruitment, assessment, dan lain sebagainya yang dapat Anda lihat di Website kami. 

Bila Anda butuh bantuan, silahkan hubungi kami dari FirstAsia Consultants.


By: Peony Felisha - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article

4. To be Empathetic in a Time of VUCA

Kita semua mengetahui dan kita paham bahwa walaupun perusahaan sudah mulai beradaptasi pada situasi pandemi, tetap saja kita memiliki banyak masalah dan pertimbangan yang harus diambil. Mengapa? Karena kita belum memiliki dan mendapatkan kepastian bahwa situasi tidak akan berubah lagi. Bisa saja perusahaan sekarang sudah stabil dan beranjak membaik, yang ditakuti adalah mengambil keputusan besar dan situasi esok berubah.

Kita dapat melihat situasi di masa pandemi ini sebagai yang disebut dengan era VUCA yang merupakan singkatan dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Menjadi top management dalam era VUCA ini tentu saja menjadi sebuah tantangan, tetapi bukan berarti tidak ada solusi! Dalam menghadapi tiap bagian dari VUCA, terdapat cara tersendiri untuk menghadapinya. Bila Anda adalah seorang pemimpin dalam organisasi Anda, ada baiknya untuk memahami bagaimana mengatasi dan meyakinkan bawahan Anda dalam situasi seperti ini.

Mungkin saja bawahan Anda tidak dapat atau sungkan menyatakan ketidaknyamanan atau masalah yang dialami nya. Sebagai pemimpin, ada cara yang mudah untuk mengatasi VUCA dan sudah mencakup semua hal yang tertera diatas. Cara tersebut adalah menggunakan metode empathetic leadership.

Empati ialah situasi dimana seseorang menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan juga memikirkan perspektif orang lain. Empati tidak boleh diremehkan, karena dengan menggunakan metode empathetic leadership, Anda dapat menerima kepercayaan, rasa hormat dan loyalitas karyawan Anda!

Seorang pemimpin yang empatik mempu mengembangkan dan memiliki koneksi dengan anggota tim, mendorong kolaborasi dan mempengaruhi anggota tim untuk menjadi lebih setia pada perusahaan. Kemampuan seorang leader memahami orang lain tidak hanya menjadikan pemimpin seorang yang berkomunikasi dan menyelesaikan masalah dengan lebih baik, tetapi juga membantu membangun hubungan, rasa percaya dan kesuksesan tim. 

Empati tidak hanya membantu dalam mengatur tim, tetapi juga berkaitan dalam berhubungan dengan customer bila pemimpin bertemu juga dengan mereka, untuk memahami tujuan, aspirasi dan kebutuhan customer yang dapat digunakan sebagai strategi bisnis. Tidak sulit untuk berempati, tetapi untuk melaksanakan empati di setiap saat adalah hal yang sulit.

Berikut beberapa tips untuk menjadi pemimpin yang empatetik :

  • Mendengarkan karyawan dengan telinga, mata, dan hati yang terbuka
  • Tidak memotong pembicaraan
  • Lebih perhatian pada apa yang dibicarakan karyawan 
  • Jangan menjadi judgemental
  • Perhatikan gestur tubuh diri sendiri
  • Doronglah orang yang diam untuk berbicara
  • Miliki rasa ketertarikan pada karyawan secara personal

Dengan mengikuti tips tersebut mungkin masih kurang memahami mengenai bagaimana menjadi empathetic leader yang baik. Bila ingin menjadi empathetic leader, Firstasia Consultants menyediakan jasa training untuk empathetic leadership yang dapat dilaksanakan baik online maupun offline, disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan!

Selain dari training, Firstasia Consultants juga menyediakan jasa recruitment, assessment, counselling (EAP), dan webinar dengan menggunakan metode baik online maupun offline untuk kenyamanan perusahaan. Untuk informasi lebih lengkap, dapat dilihat di Website kami.


By: Peony Felisha - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article

5. Perubahan Pembelajaran Setelah Pandemi

Perubahan bisnis yang diakibatkan pandemi COVID-19 telah membuka kesempatan yang menarik bagi organisasi untuk mengembangkan dan menggunakan metode baru, mencakup penggunaan teknologi secara efektif. Perubahan besar dalam bisnis ini juga mendorong talent management menjadi prioritas top 5 dalam perusahaan dengan bidang kerja manapun.

Maka, bidang learning and development (L&D) perlu mengambil peran yang lebih strategis dan proaktif untuk memastikan perkembangan sumber daya manusia. Ide utamanya bukanlah hanya untuk mengembangkan skill dari para karyawan, namun juga memastikan bahwa strategi pembelajaran sudah sejalan dengan prioritas bisnis dan kinerja perusahaan.


Setiap perusahaan butuh mengembangkan karyawan, namun bahkan setelah pandemi berakhir, perusahaan tetap akan menempatkan karyawan mereka untuk work from home (WFH). Saat itu, perusahaan akan lebih menyadari bahwa video conference (Zoom, Google Meet, Teams) bukanlah satu-satunya cara untuk melatih karyawan dan bukan juga yang paling efektif.

Bagaimanapun, proses pembelajaran tidaklah seharusnya dihentikan karena dapat mengganggu pengembangan karyawan dan produktivitas mereka. Karyawan dapat memiliki informasi dan skill baru yang dapat membantu perkembangan perusahaan dalam jangka panjang. 

Tentu tidak memungkinkan untuk melaksanakan training secara besar secara offline selama pandemi, tapi video conference juga memiliki keterbatasan, seperti training sembari bekerja, koneksi terputus dan gangguan lain.

Learning management system (LMS) dapat membantu perusahaan yang ingin mengadakan pelatihan untuk karyawannya. LMS dapat diakses kapanpun dan dimanapun sehingga peserta tidak harus menggunakan jam kerja untuk mengikuti course yang ditetapkan. 

LMS tidak hanya lebih leluasa, namun juga memberikan informasi rinci kepada supervisor projek pelatihan dimana aktivitas dari peserta dan apa saja yang sudah selesai dikerjakan dalam LMS dapat dilihat.

Firstasia Consultants juga mengembangkan sebuah online learning platform yang mengadaptasi konsep LMS yang menggunakan metode hybrid learning yang menyediakan sesi video conference untuk tanya jawab dan diskusi para peserta dengan trainer/coach sehingga bisa menyampaikan kesulitan dan kebingungan para peserta.

Bila Anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai online learning platform FirstClass yang disediakan oleh Firstasia Consultants, silakan hubungi kami di +62 812 9298 0719 (Christian Fridho - christian.fridho@firstasiaconsultants.com)


By: Peony Felisha - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article


6. Bagaimana Employee Engagement mempengaruhi Karyawan?

Employee engagement menjadi salah satu indikator penting dalam melihat kepuasan karyawan dalam bekerja. Sebelum melanjutkan, employee engagement sendiri adalah hubungan emosional dan intelektual tinggi yang dimiliki karyawan untuk organisasi, atasan, rekan kerja, pekerjaannya, bahkan pelanggan, sehingga mempengaruhi dirinya untuk secara sukarela memberikan upaya tambahan dalam pekerjaan. 


Employee engagement  dicirikan dengan vigor, dedication, dan absorption, juga merupakan hal sangat penting yang berhubungan erat dengan kinerja, produktivitas, keamanan, kehadiran, retensi, dan kepuasan karyawan. Beberapa perilaku karyawan seperti say (berbicara positif tentang organisasi), stay (keinginan kuat untuk menjadi anggota organisasi) dan strive (mengerahkan upaya dan kontribusi lebih pada kesuksesan bisnis) menjadi identifikasi employee engagement yang kuat.

Menurut Forbes, karyawan yang lebih engaged dengan pekerjaan mereka lebih cenderung termotivasi dan tetap berkomitmen terhadap perusahaan. Hal ini menghasilkan situasi dimana lebih banyak target bisnis tercapai, mendorong kemajuan perusahaan, meningkatkan produktivitas, meningkatkan kemampuan karyawan dan inovasi. Sebaliknya, nilai engagement yang rendah dapat mengakbatkan terjadinya peningkatan turnover, ketidakhadiran, masalah terkait dengan keamanan dalam lingkungan kerja, dan pengeluaran yang lebih besar. 

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan employee engagement, seperti:

  1. Mendorong karyawan untuk memberikan gagasan atau menugaskan hal yang berkaitan dengan kreativitas dan mendukung pengembangan karyawan.
  2. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk mencoba dan memberikan feedback serta penghargaan yang sesuai.
  3. Memberikan pengakuan pada karyawan dan kesempatan untuk melakukan tugas lain, serta membangun hubungan dengan karyawan.

Dengan adanya employee engagement yang baik, karyawan akan lebih termotivasi dan puas akan pekerjaannya. Selain itu juga membentuk hubungan yang kuat antara perusahaan Anda dan karyawan Anda. Karyawan dapat mulai mengidentifikasi diri mereka dengan visi, nilai dan tujuan perusahaan. Dengan itu, mereka akan lebih antusias untuk bekerja dengan lebih baik dan lebih berkontribusi untuk tiap aspek pekerjaan mereka.

Bila ingin melihat hasil dari employee engagement, Firstasia Consultants dapat membantu Anda untuk melakukan survety Employee Engagement di perusahaan Anda. Hasil ini dapat membantu memberikan insight untuk pengembangan organisasi, tidak hanya untuk para karyawan. Dengan motto kami, one stop business solution, kami dari Firstasia Consultants dapat membantu Anda dalam melakukan pengembangan sesuai dengan hasil survey tersebut, diantaranya pelatihan, pembelajaran dalam organisasi, assessment, mencari karyawan, sampai dengan mengembangkan alat ukur khusus untuk perusahaan Anda. Bila Anda ingin mencaritahu lebih lengkap, Anda dapat mengunjungi website kami.


By: Peony Felisha - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article


7. Mengelola Diri untuk Segala Situasi

Beberapa waktu ini, muncul kembali informasi bahwa rakyat yang terinfeksi COVID-19 meningkat lagi, ditambah dengan virus tipe baru, Delta yang muncul. COVID-19 Delta tersebut dikabarkan dapat menyebar di udara bahkan hanya dengan berpapasan dengan orang yang terinfeksi.

Dalam situasi seperti ini, individu harus lebih menyadari situasi diri sendiri dan mengelola diri dengan lebih baik. Dalam menghadapi pandemic COVID-19, ada baiknya bila tetap menjaga diri untuk mengikuti protokol kesehatan. Termasuk menjaga jarak, menggunakan disinfektan, menggunakan masker, dan tidak berkumpul untuk hang out sementara waktu. Bahkan ketika telah mengadakan aturan PSBB dan melakukan sosialisasi, tetap banyak rakyat yang tidak menggunakan masker.

Menjaga protokol kesehatan sebenarnya tidak sulit. Namun mengapa banyak sekali rakyat yang tidak mengikuti protokol? Hal ini menandakan banyak anggota masyarakat yang sulit mengelola diri sendiri. Situasi dalam menghadapi COVID-19 dapat diatribusikan pada situasi dalam keseharian individu, baik dalam kehidupan pribadi maupun lingkungan kerja.

Individu perlu melaksanakan self-management atau mengelola diri dengan baik untuk segala situasi. Mengelola diri tidak hanya diaplikasikan dalam kehidupan pribadi, namun dalam lingkungan kerja juga. Memahami cara mengelola diri dapat membantu individu menghadapi berbagai hal dengan lebih baik dan stabil.

Dalam lingkungan kerja, self-management sangat dihargai karena dengan adanya karakteristik tersebut, individu bekerja dengan lebih teratur. Self-management skills adalah kemampuan yang memungkinkan individu untuk mengendalikan pikiran, perasaan dan tindakan. 

Berikut beberapa skill self-management yang dibutuhkan individu:

  1. Organization
  2. Goal setting
  3. Time management
  4. Motivasi diri
  5. Stress Management
  6. Tanggung jawab
  7. Kemampuan menyelesaikan masalah
  8. Kemampuan membuat keputusan
  9. Rasa percaya diri

Dengan adanya regulasi diri, individu dapat menenangkan emosi dan pikiran yang intens, sehingga menghasilkan tindakan yang lebih cerdas dan efektif. Self-management membuat kinerja karyawan meningkat karena tidak hanya membuat karyawan lebih produktif, namun juga mengurangi stress karena bekerja. 

Firstasia Consultants dapat membantu Anda untuk melakukan pelatihan dan sosialiasi mengenai pentingnya Self-Management perusahaan Anda. Dengan moto kami, one stop business solution, kami dari Firstasia Consultants dapat membantu Anda dalam menyarankan dan mengembangkan program pengembangan untuk karyawan Anda diantaranya pelatihan, pembelajaran dalam organisasi, assessment, mencari karyawan, sampai dengan mengembangkan alat ukur khusus untuk perusahaan Anda. Bila Anda ingin mencaritahu lebih lengkap, Anda dapat mengunjungi website kami.


By: Peony Felisha - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article


8. Establishing Employee Engagement

Saat ini cara kerja work from home secara daring sudah menjadi suatu hal yang sangat lumrah. Walau sudah berjalan lebih dari 1 tahun, namun perubahan itu masih tetap terasa. Bahkan tidak jarang karyawan atau perusahaan masih berharap untuk kembali pada situasi normal seperti sebelum pandemi. Hanya saja pada kenyataannya, untuk bisa survive, perusahaan dituntut untuk bisa menyesuaikan operasional, khususnya dalam pengelolaan karyawan, dengan kondisi saat ini. 

Sebelumnya, sangat mudah bertemu tatap muka untuk berkordinasi, meeting, atau sekedar bercerita keluh kesah dengan rekan untuk me-release tekanan pekerjaan. Hanya saja, karena saat ini pertemuan tatap muka sangat minim, perusahaan perlu memikirkan kembali metode pengelolaan karyawan agar tetap bisa menjaga kondisi (fisik maupun mental) terbaik dan engagement dengan perusahaan pun terjaga.

Saat WFO normal, Anda dapat mengajak karyawan untuk ikut dalam makan bersama dengan perusahaan, lomba yang diadakan perusahaan, pelatihan, acara olahraga, kegiatan team building, dan kegiatan-kegiatan lainnya. 

Berbeda dengan saat ini, perlu ada penyesuaian terhadap kegiatan-kegiatan tersebut, misalnya perlombaan yang tadinya dilakukan dengan adanya interaksi fisik menjadi perlombaan online/media sosial atau meeting tatap muka disesuaikan dengan meeting via aplikasi video conference dengan background yang menyenangkan dan masih banyak lagi penyesuaian yang bisa dilakukan. 

Intinya, kembangkanlah kegiatan yang dapat mengingatkan karyawan Anda bahwa mereka tidak sendirian dalam bekerja di meja di dalam ruangan dan secara tidak langsung menjaga engagement level terhadap perusahaan. 

Dengan memperhatikan tingkat engagement karyawan, karyawan dapat mempengaruhi berbagai aspek, dimulai dari peningkatan produktivitas, kesehatan (fisik dan mental) karyawan, dan kepuasan karyawan yang secara tidak langsung berpengaruh pada peningkatan profit perusahaan. Karyawan Anda juga perlu merasa bahwa ia adalah bagian penting dari perusahaan, sehingga menghasilkan kepuasan dan performa yang stabil.

Firstasia Consultants dapat membantu Anda untuk mengetahui tingkat employee engagement dan mengembangkan metode yang sesuai untuk perusahaan Anda, tentu saja metode tersebut dapat disesuaikan dengan company culture dan nilai-nilai perusahaan Anda. Selain dari membantu dalam employee engagement, Firstasia Consultants dapat membantu Anda mengembangkan dan melaksanakan pelatihan, rekrutmen, assessment, dan mengembangkan alat ukur baru untuk Anda.


Back to List of NewsLetter


Next article


9. Jangan Tertular Stress Dari Orang Lain!

Manusia memiliki kemampuan yang hebat dalam merasakan perasaan orang lain, termasuk stress. Stress terbagi menjadi dua, eustress dan distress, dimana distress adalah tipe stress yang negatif. Yang akan dibahas kali ini adalah distress! 

Stress – kata yang cenderung digunakan untuk mendeskripsikan emosi negatif seperti kekhawatiran, ketakutan, dan frustasi – adalah hal yang menular. Seperti sebuah virus, hal ini dapat mengakibatkan Anda merasa kosong, secara emosional. Stress sendiri menular karena manusia secara tidak sadar memperhatikan gerak gerik dan terpengaruh sedikit demi sedikit oleh orang lain. 

Reaksi tersebut bukan anomali. Sebagai manusia, kita memiliki ketertarikan secara biologis untuk memahami bagaimana perasaan orang disekitar kita. Namun, tidak ada yang mengetahui seberapa lama efek tertular stress ini akan berlangsung.

Tentu saja karena stress sendiri bukan virus, tidak ada vaksin untuk mencegah penularan stress. Namun ini tetap menjadi beban secara emosional untuk Anda. Berikut beberapa strategi untuk mencegah stress menular pada Anda:



1. Cegah yang negatif dengan membayangkan hal positif

2. Hirup udara segar

3. Bicara dengan orang yang Anda percayai

4. Tentukan batasan yang jelas

5. Mundur satu langkah secara mental

6.  Ingat untuk bernafas dan perhatikan

7.  Bangun sistem imun emosional Anda

8.  Lihat ke masa depan

9.  Olahraga

10. Menuliskan perasaan Anda


Mengapa Anda perlu mencegah stress menular? Tentu bila karyawan merasakan stress atau tekanan yang berat, pikiran karyawan tersebut akan berpindah berbolak-balik antara hal yang mengakibatkan stress dan pekerjaan yang perlu ia selesaikan saat itu. Bila terjadi situasi demikian, karyawan tidak akan dapat bekerja secara maksimal, bahkan cenderung melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Hal tersebut juga dapat menurunkan kinerja perusahaan secara keseluruhan bila karyawan berada pada posisi yang krusial.

Kami dari FirstAsia dapat membantu Anda menangani stress tersebut bila tidak dapat diselesaikan sendiri dengan memberikan konseling atau yang disebut juga Employee Assistance Program dengan bantuan dari psikolog berpengalaman kami. Selain itu, kami juga dapat memberikan webinar atau workshop untuk membantu menginformasikan untuk membangun awareness karyawan Anda terkait menghambat stress dari orang lain! Tentu saja servis kami tidak hanya sebatas ini saja, hubungi kami bila Anda ingin tahu lebih lanjut! 


Back to List of NewsLetter


Next article