Skip to main content
Completion requirements

4. To be Empathetic in a Time of VUCA

Kita semua mengetahui dan kita paham bahwa walaupun perusahaan sudah mulai beradaptasi pada situasi pandemi, tetap saja kita memiliki banyak masalah dan pertimbangan yang harus diambil. Mengapa? Karena kita belum memiliki dan mendapatkan kepastian bahwa situasi tidak akan berubah lagi. Bisa saja perusahaan sekarang sudah stabil dan beranjak membaik, yang ditakuti adalah mengambil keputusan besar dan situasi esok berubah.

Kita dapat melihat situasi di masa pandemi ini sebagai yang disebut dengan era VUCA yang merupakan singkatan dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Menjadi top management dalam era VUCA ini tentu saja menjadi sebuah tantangan, tetapi bukan berarti tidak ada solusi! Dalam menghadapi tiap bagian dari VUCA, terdapat cara tersendiri untuk menghadapinya. Bila Anda adalah seorang pemimpin dalam organisasi Anda, ada baiknya untuk memahami bagaimana mengatasi dan meyakinkan bawahan Anda dalam situasi seperti ini.

Mungkin saja bawahan Anda tidak dapat atau sungkan menyatakan ketidaknyamanan atau masalah yang dialami nya. Sebagai pemimpin, ada cara yang mudah untuk mengatasi VUCA dan sudah mencakup semua hal yang tertera diatas. Cara tersebut adalah menggunakan metode empathetic leadership.

Empati ialah situasi dimana seseorang menempatkan diri sendiri dalam posisi orang lain dan juga memikirkan perspektif orang lain. Empati tidak boleh diremehkan, karena dengan menggunakan metode empathetic leadership, Anda dapat menerima kepercayaan, rasa hormat dan loyalitas karyawan Anda!

Seorang pemimpin yang empatik mempu mengembangkan dan memiliki koneksi dengan anggota tim, mendorong kolaborasi dan mempengaruhi anggota tim untuk menjadi lebih setia pada perusahaan. Kemampuan seorang leader memahami orang lain tidak hanya menjadikan pemimpin seorang yang berkomunikasi dan menyelesaikan masalah dengan lebih baik, tetapi juga membantu membangun hubungan, rasa percaya dan kesuksesan tim. 

Empati tidak hanya membantu dalam mengatur tim, tetapi juga berkaitan dalam berhubungan dengan customer bila pemimpin bertemu juga dengan mereka, untuk memahami tujuan, aspirasi dan kebutuhan customer yang dapat digunakan sebagai strategi bisnis. Tidak sulit untuk berempati, tetapi untuk melaksanakan empati di setiap saat adalah hal yang sulit.

Berikut beberapa tips untuk menjadi pemimpin yang empatetik :

  • Mendengarkan karyawan dengan telinga, mata, dan hati yang terbuka
  • Tidak memotong pembicaraan
  • Lebih perhatian pada apa yang dibicarakan karyawan 
  • Jangan menjadi judgemental
  • Perhatikan gestur tubuh diri sendiri
  • Doronglah orang yang diam untuk berbicara
  • Miliki rasa ketertarikan pada karyawan secara personal

Dengan mengikuti tips tersebut mungkin masih kurang memahami mengenai bagaimana menjadi empathetic leader yang baik. Bila ingin menjadi empathetic leader, Firstasia Consultants menyediakan jasa training untuk empathetic leadership yang dapat dilaksanakan baik online maupun offline, disesuaikan dengan kebutuhan dari perusahaan!

Selain dari training, Firstasia Consultants juga menyediakan jasa recruitment, assessment, counselling (EAP), dan webinar dengan menggunakan metode baik online maupun offline untuk kenyamanan perusahaan. Untuk informasi lebih lengkap, dapat dilihat di Website kami.


By: Peony Felisha - Jr. Consultant

Firstasia Consultants | Marketing executive: christian.fridho@firstasiaconsultants.com

Jl. Sultan Iskandar Muda No.10, RT.12/RW.9, Kby. Lama Sel., Kec. Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240


Back to List of NewsLetter


Next article